Perkenalan
Tokoh
Pak Junaidi
Beliaulah
tokoh utama dicerpen ini. Beliau bekerja sebagai tukang sapu di SD Darut Taqwa.
Pak Junaidi sangat rajin menyapu halaman sekolah. Umur Pak Junaidi sudah renta,
sekitar 68 tahun.
Wenda
Wenda
adalah anak yang pandai. Ia sangat mengenali kebersihan. Wenda bersekolah di SD
Darut Taqwa baru saja beberapa bulan yang lalu, tetapi Sari sudah memiliki banyak
teman, salah satunya Vani dan Sari.
Vani
Vani adalah anak yang bijak. Ia sering membantu
teman yang sedang kesusahan. Bagi Vani jika di salah satu temannya menderita,
maka derita itu juga ia rasakan.
Sari
Sari
adalah anak yang pandai basket. Ia juga
pandai dalam acting. Sari adalah anak tunggal. Maka itu Sari sangat dimanja.
Segala keinginannya dituruti. Tetapi, Sari sangat disiplin dan mandiri.
Pak Firman
Pak
Firman ini adalah guru IPS, PKn, sekaligus walikelas kami yang paling istimewa.
Entah kenapa pak Firman ada tempat tersendiri dihati kami. Pak Firman selalu
menegakkan kedisiplinan dalam aturan KBM.
WENDA DAN
SI PAHLAWAN RENTA
Senin ini anak-anak sedang melaksanakan upacara
bendera. Seperti biasanya, anak-anak kelas satu hingga kelas enam berbaris di lapangan
upacara. Tak seperti biasanya, Senin pagi ini sangat panas sekali. Ya, maklum,
musim kemarau. Banyak daun berguguran disana-sini. Srek-srek-srek terdengar suara gesekan sapu lidi dan paving halaman
sekolah.
“Kasihan
sekali Pak Junaidi, membersihkan lapangan seluas ini
sendirian, benar-benar pahlawan
kebersihan di sekolah ini”. Batin Wenda sambil menoleh ke belakang seraya
melihat Pak Junaidi yang sudah renta sedang membersihkan halaman sekolah tanpa
pernah mengeluh sedikit pun.
“Laporan
kepada Pembina upacara bahwa upacara telah selesai dilaksanakan.” Kata sang MC
membacakan teksnya.
Setelah upacara selesai dilaksanakan,
anak berhamburan dari tempat berbaris upacara. Ada yang kekelas, ke taman, dan
duduk-duduk diteras masjid.
Sesampai di kelas pun sudah disambut oleh Pak
Firman, guru IPS, PKn, sekaligus walikelas kami. Wow! Cepat sekali Pak Firman batin Vani.
“ Hari ini kita akan membahas kerajaan
Hindu dan Budha. Apakah salah satu dari kalian ada yang mengetahui kerajaan
pertama Hindu, dan kerajaan pertama Budha?” tanya Pak Firman.
“ Saya Pak.” Acung tangan Wenda.
“ Kerajaan pertama Hindu adalah Kutai,
sedangkan kerajaan pertama Budha adalah Kalingga.” Sambung Wenda.
“ Ya, bagus Wenda, hari ini saya akan
memberi score tambahan kepadamu!” kata Pak Firman.
“ Thanks, Pak.” Jawab Wenda lirih.
“ Pendiri kerajaan Kutai adalah
Kudungga, kerajaan ini terletak dipulau Kalimantan. Sedangkan salah satu peninggalan yang ditemukan adalah
Yupa. Paham?” tanya plus kata Pak
Firman memulai pelajaran.
“ Paham, Pak…” jawab seluruh isi kelas.
Kringg-kringg-kringg….., bunyi bel tanda istirahat pun bunyi.
Segeralah anak-anak pergi ke kantin untuk membeli jajan. Tidak seperti yang lainnya,
Wenda, Vani, dan Sari tidak pergi ke kantin. Mereka lebih memilih pergi ke
Perputakaan untuk menimba ilmu. Itu mau mereka sendiri lho! Ditengah perjalanan
Wenda bertanya kepada Vani dan Sari.
“ Eh, kalian ngerasa kasihan
nggak sama Pak Junaidi, itu… si pahlawan kebersihan di sekolah kita…?” Tanya Wenda
pada Vani dan Sari.
“ Ya, kasihan sih, tapi itukan
sudah menjadi tugas dia menjadi tukang sapu!” jawab Sari spontan.
“ Oh, gitu…, kalau kamu Van?”
tanya Noula.
“ Aku sih, juga kasihan. Tapi
apa salah Pak Junaidi sampai kamu merasa kasihan padanya?” tanya Vani.
“ Aku kasihan sama Pak
Junaidi, karena anak-anak itu sering banget buang sampah sembarangan. Aku nggak
tega, kalau Pak Junaidi itu harus memunguti sampah. Manalagi Pak Junaidi sudah
tua, harus bekerja di sekolah ini menyapu halaman!”
“
Oh, jadi itu alasan kamu merasa iba kepada Pak Junaidi?” tanya Sari.
“
Bukan alasan, tapi itu nyata, Sari!” jawab Wenda spontan.
“
Terus maumu, Wen?” tanya Vani.
“
Ya, kita mau bantu Pak Junaidi. Tapi pakai cara yang lain! Contohnya ngingetin
anak lain yang lagi buang sampah sembarangan!! Ngerti?” jawab Wenda.
“OK!” jawab Vani dan Sari
berbarengan.
Kringg-kringg-kringg. Bel tanda masuk istirahat berbunyi. Dengan berjalan cepat, Wenda, Vani, dan Sari sampai dikelas. Setelah sampai dikelas, anak-anak langsung duduk dibangku masing-masing menunggu kedatangan Pak Firman.
Kringg-kringg-kringg. Bel tanda masuk istirahat berbunyi. Dengan berjalan cepat, Wenda, Vani, dan Sari sampai dikelas. Setelah sampai dikelas, anak-anak langsung duduk dibangku masing-masing menunggu kedatangan Pak Firman.
“ Assalammu’alaikum” salam Pak
Firman.
“ Walaikumsalam warahmatullahi
wabarakatuh” jawab seluruh isi kelas.
“ Ayo anak-anak, kita
lanjutkan KBM kita!” ajak Pak Firman. Kalian pasti bingung kan? Apa itu KBM?
KBM itu singkatan dari Kegiatan Belajar Mengajar.
“ Apakah kalian ada yang
mengetahui kerajaan Hindu kedua setelah Kutai?” Tanya Pak Firman.
“ Saya pak.” Acung tangan Sari.
“ Kerajaan kedua Hindu setelah
Kutai adalah Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara inilah kerajaan yang pertama
berada di Jawa. Tepatnya di Jawa Barat.” Jawab Sari lengkap.
“ Ya, Sari! Saya memberi nilai
tambahan untukmu.” Kata Pak Firman sambil mengacungkan jempol.
“ OK! Apakah diantara kalian
yang mengetahui raja dari kerajaan Tarumanegara?” Tanya Pak Firman.
“ Aku Pak! Raja dari
Tarumanegara ialah Purnawarman!” jawab Vani.
“ Baiklah! Saya juga akan
memberi nilai plus untukmu!” kata Pak Firman.
“ Waktu anak-anak melaksanakan
shalat Dhuhur!” kata Pak Hidayat kepala sekolah kami memberitakan lewat
speaker.
“ Ya, sudah anak-anak, waktunya habis.
Wassalamualikum warah matullah.” Salam penutup Pak Firman saat akan keluar
kelas.
“ Walaikumsalam
warahmatullahi wabarakatuh.” Jawab seisi kelas. Langsung saja mereka semua
ganti sandal untuk melaksanakan shalat berjamaaah bersama di masjid.
“Allahu akbar.” Imam
membacakan takbiratul ikhram dengan suara nyaring.
“
Assalam mualaikum warahmatullah.” Salam imam mengakhiri shalat. Setelah berdo’a
dan shalat sunnah, dari kelas satu hingga kelas enam pergi ke ruang makan untuk
makan siang. Wah! Menu hari ini adalah soto ayam lamongan. Setelah selesai
makan siang, berdo’a dan keluar ruang makan. Ada yang pergi ke kantin, kembali
kekelas, ketaman, dan kekoperasi.
Tampaknya
Wenda, Vani, dan Sari pergi kekantin untuk membeli snack. Saat akan naik tangga
kantin, Noula melihat ada anak kelas satu perempuan yang membuang bungkus
permen ditangga. Dengan tegas Noula mengingatkan adik kelasnya
“ Dik, tolong sampahnya
dibuang ke tempat sampah ya…, biar sekolahnya nanti terlihat bersih! Ya!”
perintah Wenda kepada adik kelasnya yang bernama Rara. Ya biasa, dibaju Rara
kan ada tulisan namanya. Jadi maklum, kalau Wenda tau, hihihi!
“ Nggak mau kak, kan ada Pak
Junaidi yang bersih-bersih sekolah, kenapa harus mesti bantuin! Dia juga dibayar
kok sama bu guru!” kata Rara mengelak ajakan baik Wenda.
“ Adik kelas kakak yang
cantik seperti putri, kita disekolah dididik untuk menjaga lingkungan sekolah,
jadi kakak harap untuk Rara membantu Pak Junaidi membersihkan sekolah OK! Ya,
maksud kakak Rara mengajak kakak kelas yang lainnya untuk tidak membuang sampah
sembarangan. Rara tahukan, kalau juga kasihan Pak Junaidi sudah tua, beliau
masih harus menghidupi keluarganya. Jadi karena itu, kita nggak boleh egois,
OK?” jelas Wenda kepada Rara.
“ Jadi kak, kita enggak
boleh capek-capekin Pak Junaidi. Karena Pak Junaidi juga capek membersihkan
sekolah ini sendirian? Maka itu kita harus bantu Pak Junaidi ?” tanya Rara yang
sepertinya sudah muali paham.
“ Ya, pintar sekali kamu!”
jawab Noula. Tanpa disadari ternyata Bu Sholiha mendengar dan melihatnya. Maka
itu Bu Sholiha memberi tahukan kepada Pak Firman. Dan pada seminggunya yaitu
hari Senin, Pak Firman menjadi Pembina upacara dan berkata
“ Kita harus meniru sikap
baik dan terpuji seperti Wenda. Ia Sering mengingatkan sesama teman ataupun
adik kelas agar bersama-sama menjaga kebersihan sekolah. Kita juga harus
menghargai jasa-jasa Pak Junaidi yang sudah renta tetap berjuang dengan
semangat membersihkan sekolah kita tanpa pernah mengeluh. Untuk itu anak- anak,
mari
kita berjuang dengan belajar yang tekun, penuh semangat, tidak pernah mengeluh
seperti yang dicontohkan oleh semangat Pak Junaidi, Si Pahlawan kebersihan di
sekolah ini. Selamat berjuang untuk meraih cita-cita kalian ”
Biodata
penulis
Nama: Dewi lia listyawati
TTL: Surabaya, 07 Januari 2001
Alamat rumah: Jln. Gunung Sari I /3 No. 57 A Surabaya
Alamat sekolah: SDI Darut Taqwa Surabaya