Rabu, 29 Agustus 2012

Cerpen Listya "WENDA DAN SI PAHLAWAN RENTA"


Perkenalan Tokoh

Pak Junaidi
Beliaulah tokoh utama dicerpen ini. Beliau bekerja sebagai tukang sapu di SD Darut Taqwa. Pak Junaidi sangat rajin menyapu halaman sekolah. Umur Pak Junaidi sudah renta, sekitar 68 tahun.

Wenda
Wenda adalah anak yang pandai. Ia sangat mengenali kebersihan. Wenda bersekolah di SD Darut Taqwa baru saja beberapa bulan yang lalu, tetapi Sari sudah memiliki banyak teman, salah satunya Vani dan Sari.

Vani
                  Vani adalah anak yang bijak. Ia sering membantu teman yang sedang kesusahan. Bagi Vani jika di salah satu temannya menderita, maka derita itu juga ia rasakan.

Sari
Sari adalah anak yang pandai basket. Ia  juga pandai dalam acting. Sari adalah anak tunggal. Maka itu Sari sangat dimanja. Segala keinginannya dituruti. Tetapi, Sari sangat disiplin dan mandiri.

Pak Firman
                     Pak Firman ini adalah guru IPS, PKn, sekaligus walikelas kami yang paling istimewa. Entah kenapa pak Firman ada tempat tersendiri dihati kami. Pak Firman selalu menegakkan kedisiplinan dalam aturan KBM.







WENDA DAN
SI PAHLAWAN RENTA

Senin ini anak-anak sedang melaksanakan upacara bendera. Seperti biasanya, anak-anak kelas satu hingga kelas enam berbaris di lapangan upacara. Tak seperti biasanya, Senin pagi ini sangat panas sekali. Ya, maklum, musim kemarau. Banyak daun berguguran disana-sini. Srek-srek-srek terdengar suara gesekan sapu lidi dan paving halaman sekolah.
“Kasihan sekali Pak Junaidi, membersihkan lapangan seluas ini sendirian, benar-benar pahlawan kebersihan di sekolah ini”. Batin Wenda sambil menoleh ke belakang seraya melihat Pak Junaidi yang sudah renta sedang membersihkan halaman sekolah tanpa pernah mengeluh sedikit pun.
 “Laporan kepada Pembina upacara bahwa upacara telah selesai dilaksanakan.” Kata sang MC membacakan teksnya.
Setelah upacara selesai dilaksanakan, anak berhamburan dari tempat berbaris upacara. Ada yang kekelas, ke taman, dan duduk-duduk diteras masjid.
 Sesampai di kelas pun sudah disambut oleh Pak Firman, guru IPS, PKn, sekaligus walikelas kami. Wow! Cepat sekali Pak Firman batin Vani. 
“ Hari ini kita akan membahas kerajaan Hindu dan Budha. Apakah salah satu dari kalian ada yang mengetahui kerajaan pertama Hindu, dan kerajaan pertama Budha?” tanya Pak Firman.
“ Saya Pak.” Acung tangan Wenda.                                                          
“ Kerajaan pertama Hindu adalah Kutai, sedangkan kerajaan pertama Budha adalah Kalingga.” Sambung Wenda.
“ Ya, bagus Wenda, hari ini saya akan memberi score tambahan kepadamu!” kata Pak Firman.
“ Thanks, Pak.” Jawab Wenda lirih.
“ Pendiri kerajaan Kutai adalah Kudungga, kerajaan ini terletak dipulau Kalimantan. Sedangkan  salah satu peninggalan yang ditemukan adalah Yupa. Paham?” tanya plus kata Pak Firman memulai pelajaran.
“ Paham, Pak…” jawab seluruh isi kelas.
                  Kringg-kringg-kringg….., bunyi bel tanda istirahat pun bunyi. Segeralah anak-anak pergi ke kantin untuk membeli jajan. Tidak seperti yang lainnya, Wenda, Vani, dan Sari tidak pergi ke kantin. Mereka lebih memilih pergi ke Perputakaan untuk menimba ilmu. Itu mau mereka sendiri lho! Ditengah perjalanan Wenda bertanya kepada Vani dan Sari.
                  “ Eh, kalian ngerasa kasihan nggak sama Pak Junaidi, itu… si pahlawan kebersihan di sekolah kita…?” Tanya Wenda pada Vani dan Sari.
                  “ Ya, kasihan sih, tapi itukan sudah menjadi tugas dia menjadi tukang sapu!” jawab Sari spontan.
                  “ Oh, gitu…, kalau kamu Van?” tanya Noula.
                  “ Aku sih, juga kasihan. Tapi apa salah Pak Junaidi sampai kamu merasa kasihan padanya?” tanya Vani.
                  “ Aku kasihan sama Pak Junaidi, karena anak-anak itu sering banget buang sampah sembarangan. Aku nggak tega, kalau Pak Junaidi itu harus memunguti sampah. Manalagi Pak Junaidi sudah tua, harus bekerja di sekolah ini menyapu halaman!”
“ Oh, jadi itu alasan kamu merasa iba kepada Pak Junaidi?” tanya Sari.
“ Bukan alasan, tapi itu nyata, Sari!” jawab Wenda spontan.
“ Terus maumu, Wen?”  tanya Vani.
“ Ya, kita mau bantu Pak Junaidi. Tapi pakai cara yang lain! Contohnya ngingetin anak lain yang lagi buang sampah sembarangan!! Ngerti?” jawab Wenda.
                  “OK!” jawab Vani dan Sari berbarengan.
               Kringg-kringg-kringg. Bel tanda masuk istirahat berbunyi. Dengan berjalan cepat, Wenda, Vani, dan Sari sampai dikelas.  Setelah sampai dikelas, anak-anak langsung duduk dibangku masing-masing menunggu kedatangan Pak Firman.
                  “ Assalammu’alaikum” salam Pak Firman.
                  “ Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh” jawab seluruh isi kelas.
                  “ Ayo anak-anak, kita lanjutkan KBM kita!” ajak Pak Firman. Kalian pasti bingung kan? Apa itu KBM? KBM itu singkatan dari Kegiatan Belajar Mengajar.
                  “ Apakah kalian ada yang mengetahui kerajaan Hindu kedua setelah Kutai?” Tanya Pak Firman.        
                   “ Saya pak.” Acung tangan Sari.
                  “ Kerajaan kedua Hindu setelah Kutai adalah Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara inilah kerajaan yang pertama berada di Jawa. Tepatnya di Jawa Barat.” Jawab Sari lengkap.
                  “ Ya, Sari! Saya memberi nilai tambahan untukmu.” Kata Pak Firman sambil mengacungkan jempol.
                  “ OK! Apakah diantara kalian yang mengetahui raja dari kerajaan Tarumanegara?” Tanya Pak Firman.
                  “ Aku Pak! Raja dari Tarumanegara ialah Purnawarman!” jawab Vani.
                  “ Baiklah! Saya juga akan memberi nilai plus untukmu!” kata Pak Firman.
                  “ Waktu anak-anak melaksanakan shalat Dhuhur!” kata Pak Hidayat kepala sekolah kami memberitakan lewat speaker.
               “ Ya, sudah anak-anak, waktunya habis. Wassalamualikum warah matullah.” Salam penutup Pak Firman saat akan keluar kelas.
                    “ Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.” Jawab seisi kelas. Langsung saja mereka semua ganti sandal untuk melaksanakan shalat berjamaaah bersama di masjid.   
                    “Allahu akbar.” Imam membacakan takbiratul ikhram dengan suara nyaring.
                    “ Assalam mualaikum warahmatullah.” Salam imam mengakhiri shalat. Setelah berdo’a dan shalat sunnah, dari kelas satu hingga kelas enam pergi ke ruang makan untuk makan siang. Wah! Menu hari ini adalah soto ayam lamongan. Setelah selesai makan siang, berdo’a dan keluar ruang makan. Ada yang pergi ke kantin, kembali kekelas, ketaman, dan kekoperasi.
Tampaknya Wenda, Vani, dan Sari pergi kekantin untuk membeli snack. Saat akan naik tangga kantin, Noula melihat ada anak kelas satu perempuan yang membuang bungkus permen ditangga. Dengan tegas Noula mengingatkan adik kelasnya
                    “ Dik, tolong sampahnya dibuang ke tempat sampah ya…, biar sekolahnya nanti terlihat bersih! Ya!” perintah Wenda kepada adik kelasnya yang bernama Rara. Ya biasa, dibaju Rara kan ada tulisan namanya. Jadi maklum, kalau Wenda tau, hihihi!
                    “ Nggak mau kak, kan ada Pak Junaidi yang bersih-bersih sekolah, kenapa harus mesti bantuin! Dia juga dibayar kok sama bu guru!” kata Rara mengelak ajakan baik Wenda.
                    “ Adik kelas kakak yang cantik seperti putri, kita disekolah dididik untuk menjaga lingkungan sekolah, jadi kakak harap untuk Rara membantu Pak Junaidi membersihkan sekolah OK! Ya, maksud kakak Rara mengajak kakak kelas yang lainnya untuk tidak membuang sampah sembarangan. Rara tahukan, kalau juga kasihan Pak Junaidi sudah tua, beliau masih harus menghidupi keluarganya. Jadi karena itu, kita nggak boleh egois, OK?” jelas  Wenda kepada Rara.
                    “ Jadi kak, kita enggak boleh capek-capekin Pak Junaidi. Karena Pak Junaidi juga capek membersihkan sekolah ini sendirian? Maka itu kita harus bantu Pak Junaidi ?” tanya Rara yang sepertinya sudah muali paham.
                    “ Ya, pintar sekali kamu!” jawab Noula. Tanpa disadari ternyata Bu Sholiha mendengar dan melihatnya. Maka itu Bu Sholiha memberi tahukan kepada Pak Firman. Dan pada seminggunya yaitu hari Senin, Pak Firman menjadi Pembina upacara dan berkata
                    “ Kita harus meniru sikap baik dan terpuji seperti Wenda. Ia Sering mengingatkan sesama teman ataupun adik kelas agar bersama-sama menjaga kebersihan sekolah. Kita juga harus menghargai jasa-jasa Pak Junaidi yang sudah renta tetap berjuang dengan semangat membersihkan sekolah kita tanpa pernah mengeluh. Untuk itu anak- anak, mari kita berjuang dengan belajar yang tekun, penuh semangat, tidak pernah mengeluh seperti yang dicontohkan oleh semangat Pak Junaidi, Si Pahlawan kebersihan di sekolah ini. Selamat berjuang untuk meraih cita-cita kalian ”   
                                         


                                                      Biodata penulis

Nama: Dewi lia listyawati
TTL: Surabaya, 07 Januari 2001
Alamat rumah: Jln. Gunung Sari I /3 No. 57 A Surabaya
Alamat sekolah: SDI Darut Taqwa Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar