Selasa, 15 Januari 2013

Cerpen "The Mysterius house of tree" Karya : Hanun Q



                                                                                                                           THE MYSTERIOUS HOUSE OF TREE
Hampir tiap Sabtu sore, Seno, Andi, Deni dan teman-temannya bermain sepak bola di lapangan sepak bola dilapangan perumahan mereka.Ketika sedang beristirahat, perhatian mereka selalu tertuju pada rumah pohon yang ada di tepi lapangan.Rumah pohon itu masih terlihat kokoh, walaupun umurnya lebih tua dari mereka.Warnanya coklat pudar yang terbuat dari pohon jati dan terletak di atas pohon yang besar dan rindang.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  
“Lihatlah rumah pohon itu!Kalau kita ada di dalamnya pasti sejuk.Gimana kalau kita masuk ke rumah pohon itu?”kata Deni sambil meneguk minuman di botolnya.”Iya, sih,tapi….nggak usah lah.Emangnya kamu nggak pernah denger cerita tentang rumah pohon itu?”kata Seno.”Cerita apa?”tanya Deni.”Itu loh….cerita tentang anaknya Pak Broto, si pemilik rumah pohon itu, yang katanya waktu lagi bermain dia terkunci dan hilang di rumah pohon itu.Lagipula Pak Broto kelihatannya juga sangat galak,”jawab Andi
Sejak saat itu, Deni selalu memikirkan apa yang dikatakan oleh teman-temannya.Sebenaranya ia juga merasa takut.Namun,ternyata rasa ingin tahunya dapat mengalahkan rasa takutnya, akan misteri rumah pohon itu.Karena tersentuh akan semangatnya Deni, Seno dan Andi pun turut dalam petualangan Deni.Pertama-tama, mereka menanyakan hal tersebut kepada orang tua mereka masing-masing.
Mama Deni bercerita,”Rumah pohon itu ada sejak mama masih kecil, sejak perumahan ini masih berupa perkampungan.Mama dulu sering bermain di sana dengan anaknya Pak Broto….”saat sedang bercerita tiba-tiba raut muka mama berubah, sebelum akhirnya melanjutkan ceritanya,”Tiba-tiba ada kabar bahwa anaknya Pak Broto hilang ketika bermain sendirian di rumah pohon itu.Mama tidak kebenaran kabar tiu, karena waktu itu mama masih kecil.Sampai sekarang pun mama masih ragu.”
Cerita yang belum jelas kebenarannya itu, semakin membuat hati tiga orang sahabat itu penasaran.Rasa penasaran mereka semakin memuncak, untuk memecahkan misteri ini.
“Aku ada ide teman-teman!”seru Seno tiba-tiba.”Gimana kalau kita langsung  tanya saja pada pemiliknya?”usul Seno.”Pak Broto maksudmu?”tanya Andi.”Iya, Pak Broto, siapa lagi?Dia pasti lebih tahu tentang rumah pohon itu, daripada siapapun.”
Setelah beradu pendapat, akhirnya mereka pun sepakat untuk  menemui Pak Broto.
Dengan memberanikan diri, Deni mengetuk pintu rumah Pak Broto sembari mengucapkan salam.Beberapa saat kemudian, pintu rumah tua itu terbuka dan muncullah sosok laki-laki tua yang masih gagah.Beliau bertanya,”Ada keperluan apa kalian datang ke sini anak-anak?”
Dengan terbata-bata, Deni menjawab,”Ka….kami ingin bertanya pada bapak, tentang rumah pohon milik bapak.”
“Silahkan masuk,”jawab singkat Pak Broto.Walaupun sempat ragu, akhirnya mereka memberanikan diri melangkahkan kaki masuk ke rumah Pak Broto.Mereka sangat kaget, karena rumah Pak Broto sangat indah.
“Kenapa kalian ingin tahu tentang rumah pohon itu?Apa kalian tidak takut?”dengan ramah Pak Broto bertanya kepada mereka, sambil menyuguhkan beberapa camilan.”Sebenarnya kami ingin bermain di rumah pohon itu, pak.Tapi, orang-orang bilang, rumah pohon itu berhantu,walaupun mereka tidak tahu pasti kejadian sebenarnya yang pasti.Jadi , kami ingin tahu yang sebenarnya?”kata Andi mengutarakan niat mereka, dengan sedikit lirih.
Setelah diam sesaat, Pak Broto memecah keheningan dengan bercerita,”Saya membangun rumah pohon itu, untuk hadiah ulang tahun anak saya.Anak saya sangat senang, sampai akhirnya ia harus pindah untuk bersekolah di Jakarta bersama mamanya.Ia berangkat sekitar pukul 12 malam ke atas, sehingga tak ada yang tahu bahwa anak saya ke Jakarta.Dua sampai tiga hari kemudian, ada kontraktor yang berencana membangun daerah ini menjadi perumahan.Mereka membeli lahan, lalu menebang pohon-pohon dan tentu saja ingin menghancurkan rumah pohon itu.Saya bnar-benar tidak rela, karena hanya itu satu-satunya kenangan, bersama anak saya.Saya sangat tidak setuju dengan penebangan pohon tersebut.Maka saya menyebarkan cerita, bahwa anak saya hilang di rumah pohon itu.Untungnya mereka percaya dan tidak seorang pun yang berani mendekati rumah pohon itu, termasuk kontraktor.Mungkin itu alasannya, mengapa di daerah sekitar rumah pohon itu dibuat lapangan sepak bola, bukannya rumah.”
“Wah, seharusnya kita berterima kasih pada Pak Broto.Karena cerita itu, kita jadi punya lapangan sepak bola,”sahut Andi yang tidak lagi ketakutan.”Apa kita boleh bermain di rumah pohon itu, pak?”Tanya Deni yang dijawab dengan anggukan Pak Broto.”Asyiiiiiik!!”mereka bersorak untuk tempat bermain yang baru.




TAMAT

By:Hanun Qothrunnada M.
SMP AL MIZAN KELAS VII
SURABAYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar